Langsung ke konten utama

DOA UNTUK WALIMATUL ‘URSY (DOA UNTUK PENGANTEN)


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدَالنَّاعِمِيْنَ حَمْدَ الشَّاكِرِيْنَ حَمْدًا يُّوَافِى نِعَمَهٗ وَيُكَافِى مَزِيْدَهٗ

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Ya Allah, berilah rahmat kepada junjungan kita Nabi Muhammad dan kepada keluarganya. Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam, seperti pujinya orang mendapat nikmat, orang yang bersyukur, dengan puji yang sesuai dengan nikmatNya dan mencukupi tambahannya.

يَارَبَّنَالَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِى لِجَلاَلِكَ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ.

Wahai Tuhanku, bagiMu segala puji dengan puji yang sesuai dengan keagungan wajahMu yang Mulia dan kebesaran kekusaanMu

بَارَكَ اللهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا بِخَيْرٍ

Semoga Allah memberkahi kamu (ketika kamu mendapat nikmat) dan semoga Allah memberkahi kamu (ketika kamu mendapat cobaan/ ujian). Dan semoga Allah mengumpulkan kamu berdua dengan baik.

اَللّٰهُمَّ اَلِّفْ بَيْنَهُمَا كَمَا اَلَّفْتَ بَيْنَ اَبِيْنَا اٰدَمَ وَاُمِّنَاحَوَاءَ

Ya Allah, rukunkanlah keduanya seperti Engkau merukunkan antara bapak kami Nabi Adam dan ibu Hawa.

اَللّٰهُمَّ اَلِّفْ بَيْنَهُمَا كَمَااَلَّفْتَ بَيْنَ نَبِيِّنَامُحَمَّدٍصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَخَدِيْجَةَ الْكُبْرَى

Ya Allah, rukunkanlah keduanya seperti Engkau merukunkan antara nabi kita Muhammad saw. dan Kadijah Al Kubra.

اَللّٰهُمَّ اَلِّفْ بَيْنَهُمَا كَمَا اَلَّفْتَ بَيْنَ الْمَاءِوَالثَّلْجِ

Ya Allah, rukunkanlah keduanya seperti Engkau merukunkan antara air dan es.

اَللّٰهُمَّ ارْزُقْهُمَامِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَةً طَيِّبَةً اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاءِ

Ya Allah, berilah keduanya dari sisiMu keturunan yang baik, sesungguhnya Engkau Tuhan yang mendengarkan do’a.

اَللّٰهُمَّ ارْزُقْهُمَا رِزْقًاحَلَالًا طَيِّبًا مُّبَارَكًا لِلْعِبَادَةِ

Ya Allah, berilah keduanya rizki yang halal, baik dan barakah untuk beribadah.

رَبَّنَا اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى اْلاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Wahai Tuhan kami, berilah kami di dunia kebaikan dan di akhirat kebaikan dan jauhkanlah kami dari siksa Neraka.

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Maha Suci Tuhanmu Tuhan yang Maha Mulia dari apa yang mereka sifatkan. Semoga keselamatan tetap dilimpahkan kepada para Rasul dan segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam.

الخدمة اوليآء الزيادة

الشّيخ الحجّ محمّد اوليآء حفيظ المجيد

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulumul Qur'an • Kaidah Penulisan Hamzah (Kaidah Imla dan Rasm)

Cyber Da'wah Aulia Media (CDAM) Kaidah Penulisan Hamzah (Kaidah Imla dan Rasm) Cara menulis hamzah di awal, di tengah, dan di akhir Berbeda dengan huruf hijaiyah lainnya, hamzah mempunyai kaidah tersediri dalam penulisannya. Hamzah bisa ditulis dalam bentuk alif, ya’, wau, atau mandiri (seperti kepala ain). Di bawah ini akan dijelaskan cara penulisan hamzah dalam kaidah imla’ dan juga rasm utsmani. Penulisan Hamzah 1. Hamzah di awal kata Ketika hamzah berada di awal kata, maka di tulis dalam bentuk alif, baik hamzah qatha maupun hamzah washal. Perbedaanya kalau menulis hamzah qatha harus ada kepala hamzahnya (ء) di atas alif ketika berharakat fathah dan dhammah serta berada di bawah alif ketika berharakat kasrah. Sedangkan menulis hamzah washal berbentuk alif saja tanpa ada kepada hamzah. Contoh hamzah qatha: أَنْعَمْتَ – أُنَاسٌ - إِكْرَامٌ Contoh hamzah washal: اَلْأَنْهَارُ - اِبْنٌ - اُنْصُرْ === Perbedaan hamzah qatha dan hamzah washal === 2. Hamzah di tengah Hamza...

Enam (6) Kaidah Rasm Utsmani (Kaidah Penulisan Al-Qur'an)

Cyber Da'wah Aulia Media (CDAM) Kaidah Rasm Utsmani | Khath Utsmani | Rasmul Qur'an Rasm bisa diartikan atsar (bekas), khat (tulisan) atau metode penulisan. Rasm Utsmani atau disebut juga Rasmul Qur’an adalah tata cara penulisan Al-Qur’an yang ditetapkan pada masa khlalifah Utsman bin Affan. Istilah Rasmul Qur’an diartikan sebagai pola penulisan al-Qur’an yang digunakan Ustman bin Affan dan sahabat-sahabatnya ketika menulis dan membukukan Al-Qur’an. Yaitu mushaf yang ditulis oleh panitia empat yang terdiri dari Mus bin zubair, Said bin Al-Ash, dan Abdurrahman bin Al-harits. Mushaf Utsman ditulis dengan kaidah tertentu. Menulis Kaligrafi Al-Qur'an Kaidah rasm utsmani ada 6: 1. Hadzf (الْحَذْف) Hadzf artinya membuang. Nah dalam penulisan Al-Qur’an ada beberapa huruf yang dibuang. Huruf yang dibuang diantaranya alif, wau, ya’, lam dan nun. Contoh wau yang dibuang: اَلْغَاونَ (اَلْغَاوُوْنَ) Contoh ya’ yang dibuang: وَلِيَ دِيْنِ (دِيْنِيْ) Contoh lam yang dibuang: ...

Imam Al-Ghazali: Sang Hujjatul Islam

Imam Al-Ghazali: Sang Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad Bin Muhammad Bin Muhammad Al-Ghazali, yang terkenal dengan Hujjatul Islam (argumentator Islam) karena jasanya yang besar di dalam menjaga Islam dari pengaruh ajaran bid’ah dan aliran rasionalisme Yunani. Beliau lahir pada tahun 450 H, bertepatan dengan 1059 M di Ghazalah, suatu kota kecil yang terlelak di Thus wilayah Khurasan yang waktu itu merupakan salah satu pusat ilmu pengetahuan di dunia Islam. Para Ulama nasab berselisih pendapat dalam penyandaran nama Imam Ghazali ra, sebagian mengatakan, bahwa penyandaran nama beliau kepada daerah Ghazalah di Thus tempat kelahiran beliau ini dikuatkan oleh Al-Fayumi dalam Mishbahul Munir, penisbatan ini kepada salah seorang keturunan Imam Ghazali yaitu Majdudin Muhammad bin Muhammad bin Muhyiddin Muhammad bin Abi Thohir Syarwan Syah bin Abul Fadhl bin Ubaidillah, anaknya Sitti Al-Mana Binti Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali yang mengatakan: “...