Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2021

Fadhilah dan Keistimewaan Bulan Ramadhan

Ramadhan adalah bulan mulia yang dinantikan oleh setiap umat islam. Pada bulan ramadhan umat islam diwajibkan untuk menunaikan ibadah puasa kecuali orang yang memiliki uzur atau halangan seperti musafir, orang sakit, ibu hamil dan menyusui. Karena merupakan bulan yang mulia maka pahala ibadah di bulan ini akan dilipatgandakan. Puasa ramadhan dilaksanakan selama sebulan penuh, kewajiban tersebut sebagaimana firman Allah dalam surat Al baqarah ayat 183-185 yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. Bulan ramadhan dibagi menjadi tiga fase yakni sepuluh hari pertama, sepuluh hari kedua dan sepuluh hari ketiga. Sebagaimana hadist Rasullullah SAW yang bunyinya : “Ramadhan itu awalnya adalah rahmat, pertengahannya ampunan, dan akhirnya adalah kebebasan dari api neraka”. Hadist di atas menerangkan bahwa bulan ramadhan memiliki beberapa keistimewaan dan keutamaan. Adapun keisti

BERGEMBIRALAH MENYAMBUT KEDATANGAN TAMU AGUNG (BULAN SUCI RAMADHAN)

Bergembira Menyambut Ramadhan, Salah Satu Wujud Keimanan Salah satu tanda keimanan adalah seorang muslim bergembira dengan akan datangnya bulan Ramadhan. Ibarat akan menyambut tamu agung yang ia nanti-nantikan, maka ia persiapkan segalanya dan tentu hati menjadi sangat senang tamu Ramadhan akan datang. Tentu lebih senang lagi jika ia menjumpai Ramadhan. Hendaknya seorang muslim khawatir akan dirinya jika tidak ada perasaan gembira akan datangnya Ramadhan. Ia merasa biasa-biasa saja dan tidak ada yang istimewa. Bisa jadi ia terluput dari kebaikan yang banyak. Karena ini adalah karunia dari Allah dan seorang muslim harus bergembira. Allah berfirman, ﻗُﻞْ ﺑِﻔَﻀْﻞِ ﺍﻟﻠّﻪِ ﻭَﺑِﺮَﺣْﻤَﺘِﻪِ ﻓَﺒِﺬَﻟِﻚَ ﻓَﻠْﻴَﻔْﺮَﺣُﻮﺍْ ﻫُﻮَ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِّﻤَّﺎ ﻳَﺠْﻤَﻌُﻮﻥَ “Katakanlah: ‘Dengan kurnia Allah dan rahmatNya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”  (QS. Yunus [10]: 58). Lihat bagaimana para ulama dan orang shalih

PRINSIP AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH DALAM IBADAH

PRINSIP AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH DALAM IBADAH VIII.    Contoh-contoh Ibadah Yang Tidak Ada Tuntunannya Dalam Sunnah Rosululloh Pada bab ini kami sebutkan sebagian kecil contoh-contoh ibadah yang masih banyak diamalkan oleh kebanyakan kaum muslimin di Indonesia. Mereka beranggapan bahawa amal-amal ibadah tersebut adalah suatu ibadah yang termasuk dalam tuntunan syari’at Islam, tetapi bila kita gali dan teliti lebih jauh ternyata apa yang mereka amalakan telah menyelisihi jalan Rosululloh Shollallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para sahabatnya yang lurus. Sengaja bantahan/koreksi terhadap amalan-amalan menyimpang tersebut, tidak kami ungkap secara luas karena keterbatasan ilmu dan tempat pemaparan dalam makalah kami ini. Penulis hanya akan mengambil 4 contoh praktek ibadah yang sangat populer di masyarakat luas, yang sampai detik ini masih saja menimbulkan pro dan kontra di kalangan kaum muslimin sendiri, untuk kemudian kita analisa menurut kacamata syari’at yang murni dari Allah da

Golongan Orang-orang Munafik

بسم الله الرحمن الرحيم السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته Golongan munafik adalah segolongan manusia yang menyusup ke tengah barisan orang-orang beriman. Mereka memiliki banyak topeng palsu untuk melindungi wujud asli mereka demi menyukseskan misi penghancuran barisan kaum muslimin melalui jalur internal. Golongan munafik yang berada dalam tubuh umat Islam menyimpan banyak strategi dan siasat yang begitu licik tanpa peduli halal-haram. mereka adalah mata-mata yang menyesatkan. Mereka adalah mata orang-orang kafir dan musuh Islam yang sengaja ditanam. Mereka akan selalu mencari celah untuk merusak tatanan kehidupan, mental spiritual, dan persatuan kaum muslimin. Golongan munafik adalah golongan penduduk bumi yang paling keji. Mereka sangat membahayakan Islam dan kaum muslimin. Allah ‘azza wajalla berfirman, وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ ۖ وَإِنْ يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ ۖ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُسَنَّدَةٌ ۖ يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ ۚ هُمُ الْعَ